Pecinta horor mana suaranyaaa!!! Buat kamu si pecinta horor pastinya kamu harus banget nih nonton film Dark Nuns yang dibintangi oleh Song Hye Kyo dan Jeon Yeo Been ini. Gak cuma plot cerita yang dikemas dengan menarik, Dark Nuns juga menampilkan music scoring yang solid dan teknik pengambilan gambar yang bisa bikin kamu ikut tegang seakan ada di dalam film itu.
Gak heran kalau film Dark Nuns bisa menarik antusiasme para pecinta film horor, karena cuma butuh waktu 6 hari aja, Dark Nuns berhasil mengumpulkan 1 juta penonton. Daebak!!
Tapi ada fakta lain yang bikin film Dark Nuns berbeda dari film horor lainnya loh! Kira-kira apa ya? Sini Michi spill deh, check it out!
Gabungan Ritual Eksorsisme dan Budaya Shamanisme
Kalau kamu berpikir bakal banyak adegan jumpscare di film ini, berarti kamu salah besar. Gak kaya film horor kebanyakan, tiap scene Dark Nuns itu gak selalu nunjukin jumpscare yang bikin kamu deg-degan, bahkan bisa dibilang minim jumpscare.
Meskipun bergenre thriller, tapi jangan khawatir karena di film ini nggak ada adegan berdarah-darah yang bikin kamu bisa kebayang-bayang. Tapi justru ketegangan itu bisa kamu dapetin dari visual, suara, dan akting yang memukau banget dari aktrisnya.
Film yang merupakan spin-off dari The Priest (2015) ini ternyata menggabungkan occult barat dan budaya Korea. Ini jelas banget dan bisa kamu lihat saat scene pengusiran iblis di tubuh Hee Joon (Moon Woo Jin) yang dilakukan dengan ritual Eksorsisme dan Shamanisme.
Shamanisme Itu Gak Cuma Sekedar Ritual
Source : fellowsblog.ted.com
Pastinya kamu udah gak asing lagi dong sama ritual shamanisme, apalagi kalau kamu k-drama lovers. Soalnya banyak drakor yang sering menampilkan ritual Shamanisme ini beberapa scene. Tapi Michi mau ngulik sisi menarik dari Shamanisme yang pastinya bikin kamu makin kepo.
Ternyata eh ternyata, ritual Shamanisme ini gak hanya berkembang tapi juga berevolusi dari masa ke masa, karena Shamanisme ini bukan cuma soal ritual aja tapi udah jadi budaya Korea. Biasanya ritual Shamanisme digunakan buat membersihkan diri, menentukan hari baik/buruk untuk suatu occasion, mengusir roh jahat, meminta nasihat, sampai menyembuhkan penyakit.
Ritual Shamanisme sendiri bakal dilakukan oleh seorang Shaman (dukun) yang diyakini punya akses spiritual dan pengaruh di dunia roh. Dalam ritualnya sendiri, seorang Shaman bakal berkomunikasi dengan para roh leluhur untuk meminta bantuan tersebut.
Jadi gak bisa sembarang orang bisa adain ritual Shamanisme itu ya gengss!
Jadi Gini Cara Ritual Shamanisme Itu Dilakukan
Seorang Shaman akan membuka “praktek” di tempat mereka sendiri. Mirip ruang dokter, tapi bedanya tempat praktek Shaman bakal dipajang patung-patung dewa atau benda keramat lainnya yang berhubungan dengan dunia roh dan leluhur.
Para klien pun akan harus datang ke tempat praktek itu buat berkonsultasi dengan si Shaman. Kalau masalah si klien ternyata rumit, maka harus dilakukan ritual yang panjang dan complicated.
Source : fellowsblog.ted.com
Dalam ritualnya, ada berbagai alat musik yang dimainkan yaitu gendang jam pasir, simbal lonceng, gong, kerincingan, dan seruling jadi bakal ada suara yang ramai dalam beberapa menit. Ini penting loh! Agar Shaman tersebut bisa memanggil dan melakukan kontak dengan roh para leluhur untuk membantu masalah si klien.
Ada Persembahan yang Harus Disajikan Juga
Gak cuma alat-alat musik aja yang harus dimainkan untuk memanggil dan berkomunikasi dengan roh para leluhur, tapi klien harus menyiapkan beberapa sesajen atau persembahan yang nantinya bakal diberikan sebagai syarat dari ritual tersebut.
Banyak sedikitnya persembahan itu tergantung dari masalah yang mau diselesaikan si klien. Biasanya persembahan itu bisa berupa kue beras (tteok), ikan kering, buah-buahan, dan minuman beralkohol seperti makgeolli dan soju. Tetapi pada acara-acara istimewa tertentu, persembahan bisa berupa sapi atau babi utuh. Banyak banget kan.
Mayoritas Shaman di Korea Itu Wanita Loh
Source : fellowsblog.ted.com
Kalau kamu kira Shaman itu banyak yang pria, berarti itu kamu keliru. Uniknya, justru 90% Shaman di Korea adalah wanita yang disebut Mudang, sedangkan yang pria disebut Paksu/Pansu.
Fyi aja nih, gak semua orang bisa jadi Shaman. Ada yang menjadi Shaman karena garis keturunan atau harus melalui sakit roh, yaitu mereka harus sakit parah dulu untuk bisa menjadi seorang Shaman. Bedanya, Shaman yang melalui sakit roh itu tubuhnya bisa jadi media dewa atau roh buat berkomunikasi. Sedangkan, yang menjadi Shaman karena keturunan itu biasanya gak bisa dijadikan media buat para roh atau dewa.
Mau Tau Banyak Tentang Budaya Korea Lainnya?
Cusss.. Daftar aja ke Taeyang Kulture! Gak cuma belajar bahasa Korea aja, tapi kamu juga bisa belajar berbagai budaya Korea. Pastinya dengan metode Natural Learning yang asyik banget dan gak ngebosenin sama sekali. Jadi buruan colek Michi sekarang di DM @taeyang_kulture atau kamu bisa WA langsung di link bio IG ya.
Yuk kenali budaya Korea lebih jauh lagi bersama Taeyang Kulture!
Source : Ted Fellows, Korea Times, World History Encyclopedia
